Karier Buffon di Juventus penuh warna

Jakarta, FufuFafa – Mimpi indah itu berakhir. Kebersamaan Gianluigi Buffon dan Juventus selesai pada akhir musim 2020/21. Tidak akan ada lagi kesempatan kedua seperti musim 2019/20 silam.
Buffon sebenarnya sudah pernah meninggalkan Juventus pada 2018 lalu. Ketika itu, dia memutuskan untuk hijrah ke Prancis, membela Paris Saint-Germain. Perpisahan besar-besaran bahkan sudah pernah diadakan di Allianz Stadium ketika itu.
Uniknya, pada awal musim 2019/20, Buffon kembali lagi ke Juventus. Dia menandatangani kontrak sepanjang dua tahun yang mengikatnya hingga akhir musim 2020/21. Agaknya, Buffon merasa masih bisa bersaing kala itu.
Tetapi, setelah musim 2020/21 berakhir, tampaknya Buffon tidak memikirkan lagi kesempatan untuk kembali. Dia memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya, dan laga lawan Atalanta di final Coppa Italia jadi yang terakhir untuknya bersama Juventus.
Untuk mengenang 19 musim karier Buffon bersama Juventus, mari kita menilik kenangan dan dosa Buffon.
1. Kenangan manis Buffon bersama Juventus
Bicara kenangan manis bersama Juventus, tentu sudah banyak yang Buffon torehkan. Sejak bergabung bersama Si Nyonya Tua dari Parma pada 2001, Buffon sudah menyumbangkan banyak gelar untuk Juventus.
Total, 10 gelar Serie A, lima trofi Coppa Italia, satu piala Serie B, dan enam titel Supercoppa Italiana, sukses dipersembahkan Buffon untuk Juventus. Uniknya lagi, beberapa gelar Serie A sudah datang, bahkan sejak awal karier Buffon di Juventus, kisaran 2001 hingga 2003.
Namun, salah satu kenangan paling manis Buffon bersama Juventus terjadi pada 2006. Ketika itu, Juventus yang terlibat skandal Calciopoli mendapatkan hukuman degradasi ke Serie B. Ini jadi kali pertama dalam sejarah klub, Juventus turun kasta ke Serie B.
Alih-alih hijrah, Buffon, bersama dengan David Trezeguet dan Alessandro Del Piero, memutuskan untuk bertahan di Juventus. Mereka setia bersama Bianconeri. Hingga akhirnya, semusim setelah degradasi, mereka langsung membawa Juventus promosi lagi ke Serie A.
Buffon juga tetap bertahan ketika Juventus paceklik gelar Serie A dalam rentang waktu 2007 hingga 2011. Dia tidak berpikir pindah ke lain klub, sampai akhirnya Antonio Conte datang, melakukan revolusi besar di Juventus. Revolusi itu mengantarkan Juventus kembali jadi tim yang disegani di Italia. Buffon termasuk di dalamnya.
Kesetiaan Buffon inilah yang jadi kenangan manisnya selama berseragam Juventus, selain tentunya gelimang trofi yang diberikan. Alhasil, nama Buffon benar-benar terpatri di hati fans Juventus, dan jadi inspirasi bagi kiper-kiper generasi muda era 2000-an.
2. Dosa Gianluigi Buffon bersama Juventus
Kendati banyak meraih kenangan manis, Buffon juga memiliki dosa bersama Juventus. Dosa yang gagal ditebusnya sampai akhirnya pergi dari Juventus untuk kedua kalinya. Selama 19 musim, Buffon gagal membawa Juventus meraih mahkota Liga Champions.
Padahal, Buffon main bersama Juventus dalam tiga final Liga Champions, yakni musim 2002/03, 2014/15, serta 2016/17. Namun, dari ketiga final itu, Buffon selalu gagal membawa Juventus juara.
Pada musim 2002/03, kendati melakukan beberapa penyelamatan gemilang, Juventus kalah dari AC Milan dalam babak adu penalti. Berlanjut pada musim 2014/15, sempat tangguh di awal-awal laga. Tapi, penampilan buruk di babak kedua membuat Juventus tumbang dari Barcelona.
Sedangkan, pada musim 2016/17 silam, Buffon benar-benar tidak berdaya di hadapan Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Casemiro, dan Marco Asensio. Empat gol bersarang ke gawangnya, dan Juventus tumbang 1-4 dari Real Madrid di final Liga Champions.
Hal ini jadi salah satu dosa Buffon yang mungkin tak akan bisa ditebus bersama Juventus. Bergelimang gelar di kompetisi domestik, kiper kelahiran Carrara itu gagal membawa Juventus berjaya dalam level Eropa.
3. Kado perpisahan Juventus untuk Buffon
Dosa dan kenangan berbalut jadi satu dalam karier Buffon di Juventus. Akan tetapi, terlepas dari semua yang terjadi, Buffon sudah menahbiskan dirinya sebagai salah satu legenda Juventus lewat pengabdiannya selama 19 musim.
Alhasil, sebagai kado perpisahan untuk Buffon, Juventus pun membuat sebuah video kompilasi di akun twitternya. Video itu menceritakan kisah Buffon selama berseragam Juventus. Di dalamnya juga terselip ucapan terima kasih untuk pria yang kini berusia 43 tahun tersebut.
“Terima kasih tidak cukup untuk sosok ini. Legenda!” cuit Juventus di akun Twitter mereka.
Memang, Buffon lebih dari sekadar legenda untuk Juventus. Dia adalah ejawantah dari mentalitas harus selalu menang yang sudah tertanam di Juventus sejak lama.
Baca Juga: 5 Pemain Italia Termahal yang Pernah Direkrut oleh Juventus